Etika Lingkungan

Oleh: Kunaifi

Riau Pos, 23 Oktober 2007: http://riaupos.com/baru/content/view/11879/40/

034.jpgJudul artikel ini mengutip Daoed Joesoef dalam sebuah tulisannya di Kompas. Menurut Daoed, penyebab bencana ekologis adalah karena generasi kita tidak memiliki etika masa depan.

Kita yang lahir sekitar tujuh puluh hingga dua puluh tahun lalu adalah generasi beruntung. Pernah merasakan segarnya udara setiap membuka jendela di pagi hari. Juga bisa menikmati nyanyian merdu burung-burung bagai simfoni penggetar kalbu. Bila hendak mencari rambutan Cina atau kayu bakar, misalnya, cukup berjalan kaki kurang dari setengah jam, kita pun sampai kita ke hutan lebat.

035.jpgTapi, anak-anak yang lahir sepuluh tahun belakangan menemukan dunia yang berbeda. Bagi mereka, terutama yang tinggal di kota, kicauan burung lebih mudah ditemukan di layar komputer, atau di sangkar-sangkar tergantung di sebagian rumah tetatangga. Memang bisa saja kalau mau mendengar langsung di hutan, tapi kini hutan sungguh jauh. Apalagi udara segar, anak-anak kini akrab dengan udara berbau minyak pelumas, walaupun tak disadari karena biasa. Lalu, bumi seperti apa yang dijumpai generasi duapuluh tahun ke depan? Kemungkinan jawabannya yaitu, bumi yang mengerikan!

036.jpgKenaikan suhu bumi (global warming) telah menjadi perhatian dunia sejak beberapa dekade belakangan. Industralisasi dituding sebagai penyebab utama. Salah satu akibatnya ialah mencairnya es di kutub yang berakibat naiknya permukaan laut, yang pada gilirannya menyebabkan abrasi kawasan pantai. El-Nino, Badai Katrina dan Badai Rita yang menggulung Amerika baru-baru ini diduga sebagai akibat global warming. Yang paling mudah dideteksi ialah, udara terasa semakin panas. Tahun 2005 dilaporkan sebagai tahun terpanas sepanjang sejarah bumi. Kita yang hidup di Riau, belum merasakan akibat langsung pemanasan global. Tapi bukan berarti kita aman.

037.jpgPada Konferensi Tingkat Tinggi Bumi (Earth Summit) di Rio de Janerio 1992, terjadi aksi saling tuding antara negara-negara peserta. Negara berkembang mengeluhkan emisi karbon pabrik-pabrik dan kendaraan bermotor di negara-negara maju. Sebaliknya, negara maju menuduh negara berkembang tidak menjaga kelestarian hutannya sebagai paru-paru dunia. Apakah tudingan negara maju beralasan?

Menurut aktivis Greenpeace Grant Rosoman, Hutan Surgawi (paradise forest), yang membentang dari Asia Tenggara, melintasi Indonesia hingga Papua Nugini dan Kepulauan Solomon, kini mengalami kerusakan tercepat di dunia. Sekitar 72 persen terjadi di Indonesia.

038.jpgBagaimana Riau? Susanto Kurniawan dari Jikalahari mengatakan, kerusakan hutan Riau adalah yang tertinggi di dunia, 3,2 juta hektare dalam 20 tahun terakhir. Kini hutan alam Riau tersisa sekitar 1 juta hektare. Dengan tingkat kerusakan mencapai 16 ribu hektare per tahun, hutan Riau punah sekitar 6 tahun lagi. Pada saat itu, kita hidup bergelimang bencana. Sampai di sini, kisah ini mulai menggambarkan tragedi, padahal kita belum bicara tingkat polusi air, tanah dan udara yang tidak kurang parahnya. Bumi seperti apa yang kita tinggalkan untuk anak-cucu? Tergantung apa yang kita lakukan kini.

Upaya penyelamatan lingkungan telah banyak dilakukan, terutama kalangan LSM. Sudah terlalu banyak tinta tertuang sejak seperempat abad ini, suara juga semakin parau. Namun langkah ini nampak terseok-seok dibandingkan tingkat kerusakan yang terus meluas. Di Prancis, gerakan sadar lingkungan dimulai tahun 60-an. Di Indonesia dan dunia ketiga lainnya relatif baru dimulai. Masalah ini dianggap penting sehingga pemerintah membentuk Kementerian Lingkungan Hidup. Penanaman pohon, proyek kebersihan, penghargaan lingkungan, lomba kebersihan, dan sebagainya sudah dilakukan. Tapi kepentingan lain, terutama ekonomi selalu berhasil menggilas upaya penyelamatan lingkungan. Nah kini tiba-tiba dunia terkejut! Ternyata alam sudah sedemikian parahnya.

Dulu, alam dan manusia hidup secara harmonis. Tapi kini, homo industrialus ini mengambil posisi berhadapan langsung secara diametral dengan alam, menjadi musuh tak tertaklukkan. Kepentingan ekonomi mendorong pengusaha perkayuan menebang hutan secara membabi-buta, juga meringankan tangan pemerintah mengeluarkan izin-izin bagi eksploitasi hutan-hutan alam. Dan, setiap upaya hukum bagi para perusak lingkungan ini selalu saja berputar-putar di tempat yang sama. Padahal bumi sudah sakit.

039.gifPhilippe Vaquette dalam Le Guide De L’Educateur Nature mengatakan, sebagaimana manusia membutuhkan dokter karena suatu penyakit, bumi juga membutuhkan “dokter” untuk alasan yang sama. Idealnya, dokter baik ialah dokter yang membantu pasien mencegah penyakit. Tapi kini lupakan itu! Dokter yang diperlukan lingkungan kita adalah yang bisa mengobati penyakit kronis stadium tertinggi.

Obat terbaik yang bisa diresepkan “dokter” lingkungan adalah mengupayakan lahirnya generasi sadar lingkungan. Karena tak mungkin berharap banyak dari generasi kini. Tumpuan harapan ialah anak-anak yang kini bermain di taman kanak-kanak, atau bayi-bayi yang belajar merangkak, bahkan janin-janin di dalam perut ibunya. Dengan terpaksa —dan tega—, ke pundak-pundak kecil dan masih lemah ini akan kita timpakan beban berat itu. Mereka akan memutus mata rantai dengan masa lalu, kemudian membangun masa depannya sendiri. Walaupun terlambat, waktu memulainya adalah kini. Semakin ditunda, kita akan melakukan lebih banyak intervensi dibandingkan perlindungan terhadap alam.

040.jpgDiyakini bahwa generasi baru itu akan lahir dari proses pendidikan. Pendidikan ekologi yang ditanamkan ke sistem berfikir generasi mendatang akan membentuk kesadaran tentang peran penting mereka sebagai “dokter bumi”. Pendidikan lingkungan bukanlah persoalan sederhana, sehingga cukup puas bila melatih anak-anak membuang sampah pada tempatnya. Pendidikan lingkungan ialah penetrasi mental tentang paradigma baru yaitu “etika masa depan.” Kesadaran ini mesti hadir dalam pola pikir dan wujud dalam setiap gerak inderawi. “Anak-anak mesti mulai diajak ke semak-semak,” demikian ungkap Philippe Vaquette.

Akhirnya, tanpa bermaksud memperberat kurikulum pendidikan, muatan Ekologi harus segera bergaung di sekolah-sekolah. Alih-alih dikenang sebagai pewaris masalah, dengan upaya ini generasi kita masih punya satu harapan kecil, untuk diingat sebagai penabur benih manusia masa depan yang bijak lingkungan, bukan hanya generasi yang rakus pada alam.

041.jpgSebagai penutup, Grant Rosoman mengatakan, “tingkat kepunahan spesies tumbuhan dan hewan saat ini kira-kira seribu kali lebih cepat dibanding zaman sebelum bumi dihuni manusia. Dan diperkirakan akan mencapai sepuluh ribu kali lebih cepat tahun 2050.” Lalu kita hubungkan dengan kalimat Daoed Joesoef, “di bumi Indonesia ada banyak spesies terancam punah, bahkan ada yang sudah punah. Jika perusakan lingkungan tidak segera dihentikan, maka satu spesies menyusul punah, spesies manusia.”***

Kunaifi

Dosen UIN Suska Riau

29 thoughts on “Etika Lingkungan

Add yours

  1. Trm kasih pak atas artikelnya. Ini sangat membantu pembelajaran bagi sy dalam ikut menyadarkan peserta didik akan arti pentingya kelsetarian lingkungan.

  2. Saya sangat setuju bahwa ilmu etika yang selama ini hanya dikenal berurusan dengan tata krama, sekarang sudah masuk jauh sampai ke ranah lingkungan….jadi ingat buku karangan Sony Keraf mantan Menteri Lingkungan Hidup Indonesia yang juga berjudul “Etika Lingkungan”..intinya mari kita lebih menghargai lingkungan kita…

    salam,
    agus Lamakarate

  3. Sudah sepatutnya pendidikan lingkungan menjadi jiwa tiap manusia…
    tulisan ini patut menjadi tambahan inspirasi untuk setidaknya sedikit alturistik…

    Ijin copy ya mas… buat tambahan kajian literatur…

  4. Kt hrs jga kebersihan supaya lingkungan kt bersih dan sehat and kt terjauh dr penyakit.msl’y kl lingkungan kt bersih pasti di lht’y enak
    kt hrs bs hdp sht psti tdk akan terkena penyakit!!!!!Vvi kw qt ktr pst pnykt akn dtg k tbh qt ok cuy msl’y kl d yg bc tulisan ni km hrs jg k bersihan

  5. saya jg stju dgn apa yg d sampaikan d atas!!!
    jgn sampai 2012 itu terjadi,,dsaat ini masih gempar – gempar nya film tersebut d kalangan masyarakat….oke!!!!

  6. wah kta hrs bnr2 mmikirkan cara spy bumi kta tdk hncr
    atau kta akn mnjadi alien2 yang berkeliaran mencari planet untuk di huni meskipun harus membumi hanguskan penghuni.a
    itulah…………….

  7. ntah smpai kpan kita bisa bertahan dengan bumi yang smkin memnas ini..
    bumi adlah titipan anak cucu,begtu serakahnya kita jka lo m’biarkan keadan bumi ini smakin mburuk…keep our eart to be better…!!

    1. keprihatinan terhadap lingkungan yang rusak, menjadi masalah yang serius. hal yang perlu kita lakukan adalah membangun kesadaran untuk memelihara lingkungan. sebuah kesadaran untuk menjaga. salah satu inspirasi yang penting yang dapat dipetik dari Taoisme adalah menjaga keharmonisa dengan lingkungan. menjaga dan memandang lingkungan sebagai bagian dari hidup yang perlu dijaga kelangsungannya.

  8. tolong beritahu saya secara lengkap tentang etika lingkungan hidup…..
    seperti metode2,prinsip2,dan teori etika lingkungan hidup…
    tolong dibalas secepatnya…
    terima kasih

  9. cara sederhana tp ampuh untuk m9atasi msLh g.warming tu
    adalah sadar pD dr sndiri,,,
    pedulikah thdp lingkungan?
    klo dR sndri da pduli,,psT org lain ikut pduli
    n tuh g’ tlalu sulit,

  10. pengetahuan saya tentang etika lingkungan mungkin
    hanya sedikit karena hanya sebatas pengetuan
    karena beljar dari masyarat dekat saja selebih nya
    saya kurang paham

  11. mAri kiTa beRsaMa-saMa meNja9a LingKungAn KiTa aGar daMpak daRi gLoBal waRminG dpT beRkurAng sEhingGa bUmi kiTa biSa kEmbaLi sePerti DuLu (waLaupUn kaYa’nya MusTahiL deCh…). SMANGAT………..^_^

    sALam KeNaL………..

  12. global warming semakin dekat menghampiri…apapun bentuknya, seberapapun kecilnya..mari mulai memberi kontribusi terhadap perbaikan lingkungan!.
    Kurangi gunakan sampah plastik, hindari pola hidup konsumtif dan berlebihan, hemat energi dll. beri kesempatan lingkungan memperbaiki diri..

  13. kerusakan yang terjadi riau adalah ulah para mafia – mafia cukong n taipan2 kayu yang rakus akan harta . mereka telah merampas hutan rakyat dan mengambil alih tanah rakyat untyk di jadikan perkebunan sawit. kita kembali seperti di jajah tetapi kita tidak pernah mau sadar akan hal itu.

  14. Kerusakan Lingkungan sudah menjadi tanggung jawab kita bersama serta bersama-sma melahirkan generasi yg sadar lingkungan, setiap kali kita mendengan hitan yg gundul serta terbakar entah apa sebab namun yg pasti kita jngan berputus asa tentang lingkungan sekitar kita hal yg paling termudah adalah membuang sampah pda tempatnya serta menggunakan enerjilistrik seperlunya.

  15. hari lingkungan hidup sedunia ntar lagi nih,, apa yg tlah kita lakukan utk bumi tercinta yg cm satu ini,,apa yg harus kita lakukan segera..
    ayo pecinta bumi,, bergerak melakukan yg terbaik utk bumi tercinta ini..

  16. Dalam rangka memperingati hari bumi sedunia,
    marilah kita bersama-sama bergandengan tangan melindungi bumi kita,
    sebagai mana bumi adalah sebagain dari diri kita.
    Mulai saat ini kita sadar bahwa bumi kita sekarang ini tidak seperti dulu lagi.

    peace love ………………………………!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

  17. global warming….
    sangat marak sekarang ini sampai2 anak2 pun turun kejalan untuk memberi tahu yang lain dampak yang ditimbulkannya..
    apakah ini akan berhasil..
    sebagai orang yang mengerti mengenai ini semua , baiknya kita memberi tahu rakyat banyak, agar supaya banyak orang yang tahu.
    dan ingatkanlah anak cucu kita akan dampak dari global warming skarang ini..
    dimulai dari yang terkecil.
    seperti halnya menghemat energi.

  18. Masalah ini memang menjadi permasalahan untuk kita yang harus kita pecahkan bersama. Pemanasan global merupakan dampak yang muncul akibat kemajuan pesat teknologi di samping banyak keuntungan yang kita dapat dari teknologi. Bumi dan segala isinya ini bukan warisan untuk kita, tetapi titipan untuk anak cucu kita di masa mendatang. Hanya dengan tekad dan kemauan bersama untuk mencintai bumi kita yang akan dapat menyelamatkan bumi. Bumi bukanlah sapi perah yang bisa kita eksploitasi secara semena-mena, tetapi bumi adalah ibu yang melindungi kita yang patut kita cintai. Mari kita cintai bumi dengan melakukan dan mengajarkan generasi muda untuk hal yang paling kecil saja seperti membuang sampah pada tempatnya serta merawat habitat yang ada di lingkungan kita, kelihatannya kecil tetapi niscaya akan berguna untuk anak cucu kita di masa mendatang. MARI KITA JAGA BUMI KITA UNTUK MASADEPAN YANG LEBIH BAIK.

  19. Kang Ade
    Saya sepenuhnya setuju dengan pendapat Akang. Pengetahuan Akang jauh lebih tinggi dari kebanyakan pedagang kecil lain di negeri ini.

    Salam kenal.

  20. Sebenarnya,manusia diberi kemampuan untuk mengurangi dampak dari global warming.Tapi maukah manusia untuk berkorban?.Bukan untuk kepentingan manusia semata ,tapi bagi terjaganya keutuhan isi bumi & kehidupannya.Saya hanya pedagang kecil dari daerah Batujajar Bandung,hanya ingin berkomentar.Jika manusia di bumi ini hanya merencanakan mempunyai hanya 1anak/keturunan yang dimana keturunan itu di bebaskan dalam segala biaya pendidikan sampai jenjang pendidikan tertinggi dan tak lepas dari pengorbanan orang tuanya yang merencanakan 1orang keturunan,mendapatkan berbagai tunjangan sebagaimana pns (mendapatkan uang pensiun selepas anaknya bekerja).Insya Allah bila dijalankan,dalam jangka 20 tahun manusia yang menjadi penyebab utama terjadinya global warming akan berkurang,tanpa harus mengalami peperangan yang hanya menambah buruknya kehidupan ini.Tuhan tidak akan melaknat orang yang menjalani program KB,siapa yang mau meyangkal komentar ini.Percayalah ini bukan hanya untuk kita manusia yang hidup di zaman sekarang,tapi untuk keturunan manusia generasi selanjutnya.

Leave a reply to albion Cancel reply

Create a website or blog at WordPress.com

Up ↑