PLTS CIS di Jawa lebih baik dibanding silikon

Namun, saat durasi data nanti lebih panjang, kesimpulan bisa berubah.

Kondisi geografis dan sebaran penduduk yang unik adalah modal besar Indonesia untuk mengembangkan pembangkit listrik tersebar (distributed power generation). Sebuah tim riset terdiri dari lima peneliti dari University of Twente (UT) dan PT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB) membuktikan bahwa potensi energi matahari di negara tropis Indonesia, besar.

maxresdefault

PLTS CIS 1 MW di Cirata. (Foto: PJB)

“Setelah menganalisis data 2017 hingga 2018 dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Cirata, ditemukan bahwa final yield rata-rata PLTS di Cirata berkisar 3.3 hingga 3.8 kWh/kWp per hari,” kata Kunaifi, salah satu peneliti. Analisis tersebut diyakini akurat karena berdasarkan data dari pengukuran langsung, bukan menggunakan data satelit sebagaimana dilakukan peneliti selama ini. Angka tersebut juga bermakna bahwa energi matahari di Indonesia lebih besar dibanding Jerman dan setara dengan Italia. Padahal, Jerman adalah pengguna PLTS terbesar di dunia sedangkan Italia adalah salah satu negara dengan potensi energi surya terbesar di Bumi. “Temuan ini adalah indikasi yang jelas bahwa masa depan PLTS di negara kepulauan yang luas ini sungguh cerah,” imbuh peneliti dari UT ini.

Irr_Tm_Cir

Variable meteorologi di Cirata. Kiri: Distribusi iradiasi pada bidang dengan kemiringan 10 derajat menghadap sudut azimut 15 derajat searah jarum jam dari Utara. Kanan: iradiasi total per bulan dan suhu modul PLTS pada siang hari.

Selain kesimpulan di atas, tim peneliti juga menemukan bahwa kinerja PLTS CIS (copper, indium, dan selenium) di PJB Cirata lebih baik dibanding silikon kristalline (c-Si). “Performance ratio PLTS CIS lebih tinggi sekitar 12 persen dibanding c-Si, sedangkan final yield sistem CIS lebih besar 14 persen dibanding sistem c-Si kita,” imbuh Aripriantoni Harmanto dari PJB Cirata.

Cir_compare_PRs

Performance ratio sistem PLTS di Cirata. Hijau untuk CIS Central, orange untuk CIS String, dan magenta untuk c-Si.

Demikian juga dengan degradasi kedua teknologi. Pada skala sistem, PLTS c-Si mengalami degradasi tahunan lebih dari 3 persen per tahun, sedangkan degradasi PLTS CIS di bawah 2 persen per tahun. “Namun, karena baru punya data selama dua tahun, kesimpulan ini masih sementara,” pungkas Kunaifi, yang juga merupakan pengajar di Jurusan Teknik Elektro UIN Suska Riau dan peneliti di Enreach. Dia menambahkan, saat nanti PLTS Cirata sudah beroperasi lebih lama, analisis lanjutan bisa menghasilkan kesimpulan berbeda. Bias pada analisis juga dimungkinkan karena modul PLTS c-Si tidak pernah dibersihkan, sedangkan modul CIS dibersihkan secara rutin.

Rd Laju degradasi per tahun PLTS di Cirata: (a) CIS, (b) c-Si

Hasil kajian yang dibimbing oleh Prof. Angele Reinders dari UT dan Dimas Kaharudin dari PJB, serta didukung secara teknis oleh Kirjono Mudiarto dari PJB, ini dipresentasikan pada The 4th International Tropical Renewable Energy Conference (i-TREC) 2019 di The Anvaya Beach Resorts, Bali, 14-16 Agustus 2019. Dukungan dana berasal dari LPDP dan Universitas Twente. Pada i-TREC 2019, hampir 300 peneliti dari universitas, perusahaan, dan lembaga riset, memaparkan hasil penelitian terbaru dalam topik energi terbarukan. Pemateri berasal dari berbagai negara seperti Jepang, Brunei Darussalam, Perancis, Malaysia, Turki, Jerman, Taiwan, Benin, dan Indonesia.

Setelah menyajikan hasil riset yang tergolong baru untuk Indonesia tersebut, paper berjudul “A Comparative Performance Analysis of a 1 MWatt CIS PV system and a 5 kWatt crystalline-Si PV system under the Tropical Climate of Indonesia” yang dibawakan tim UT dan PJB dipilih sebagai “the best paper” untuk kategori Smart Grid and Regulation oleh komite ilmiah i-TREC.

Best_paper_handing

Tim UT dan PJB diwakili oleh Kunaifi, ke dua dari kiri, menerima penghargaan “the best paper” dalam i-TREC 2019 dari ketegori Smart Grid and Regulation.

i-TREC adalah sebuah konferensi ilmiah bergengsi di kawasan Asia Tenggara dalam bidang energi terbarukan tropis. Digagas oleh Dr. -Ing. Eko Adhi Setyawan, salah seorang pakar energi nasional paling disegani dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia bersama akademisi UI lain. Pada 2019, i-TREC diselenggarakan bersama oleh FTUI, University of Chulalongkorn, dan FT Universitas Udayana. Untuk 2020, i-TREC ke-5 akan diadakan di Lombok. Jangan lupa cek webnya untuk informasi lebih lanjut.

University of Twente adalah salah satu dari empat universitas riset dalam bidang teknologi di Belanda. Kampus UT yang luas dan asri berada di kota Enschede yang berbatasan langsung dengan Jerman. Memiliki motto “high tech, human touch,” UT masuk di dalam jajaran 200 universitas terbaik dunia dan menempati posisi ke 65 sebagai universitas paling inovatif di Eropa. Selama bertahun-tahun, UT merupakan “the most entrepreneurial university” di Belanda. UT adalah tempat di mana bluetooth bermula dan lebih seribu perusahaan lahir di business incubator nya, antara lain Booking.com. Dalam dua tahun belakangan, program Stata 1 UT menempati posisi pertama di Belanda. UT memiliki tradisi yang panjang dalam riset PLTS. Peneliti PLTS dari UT berharap kerjasama dengan PJB berlanjut. Proyek riset berikutnya akan dimulai pertengahan September 2019 melibatkan peneliti dari Italia, Jerman, Portugal, Australia, Cyprus, dan Indonesia. Tim riset ini masih bisa ditambah. Peneliti yang memiliki akses ke data PLTS (minimal 25 bulan) dari luar Indonesia atau dari Indonesia (Sulawesi, Kalimantan, Bali, Nusatenggara, Maluku), silahkan menghubungi k.kunaifi@utwente.nl sebelum akhir Agustus 2019.

PJB adalah anak perusahaan PT. PLN (Persero). PJB merupakan salah satu pelopor research and development (R&D) dalam bidang PLTS di Indonesia. Sebagai wujud keseriusan, PJB membangun infrastruktur riset PLTS berstandar internasional di Cirata yang dijalankan oleh sebuah tim riset yang bersemangat. Selain memiliki pembangkit dengan kapasitas total 7 GW, saat ini, PJB mengoperasikan PLTS 1 MW di Cirata dan beberapa PLTS skala kecil lainnya.

Artikel dapat didownload dari SINI.

2 thoughts on “PLTS CIS di Jawa lebih baik dibanding silikon

Add yours

Leave a comment

Create a website or blog at WordPress.com

Up ↑