NASA: Suhu Harian di Indonesia 40 Derajat pada tahun 2100

Sebagaimana dilaporkan oleh National Geographic Indonesia, sebuah studi yang dilakukan oleh NASA memperkirakan bahwa “suhu harian di Indonesia pada tahun 2100 nanti bisa mencapai 40 derajat Celcius.”

Perkiraan tersebut disimpulkan dari analisis dataset Earth Exchange Global Daily Downscaled Projections (NEX-GDDP) oleh NASA. Data tersebut berisi informasi historis suhu sejak 1950 dilengkapi dengan skenario emisi CO2 selama beberapa puluh tahun ke depan.

Dua skenario dihasilkan dari studi tersebut, yaitu skenario emisi rendah dan skenario emisi tinggi. Skenario emisi rendah menghasilkan estimasi suhu harian di Indonesia pada tahun 2100 berkisar 30 – 35 derajat Celsius. Sedangkan dengan skenario emisi tinggi antara 35 – 40 derajat Celsius.

Bulan-bulan paling panas akan terjadi dari Juli hingga Oktober di mana suhu bisa di atas 40 derajat Celsius.

Jika dibandingkan dengan kondisi saat ini, suhu harian rata-rata kawasan pantai di Indonesia adalah 28°C, pedalaman dan pegunungan rata-rata 26°C, dan gunung tinggi rata-rata 23°C (Sumber: Weather Online).

Estimasi tersebut tidak hanya akan menimpa Indonesia, tetapi juga beberapa negara lain seperti Afrika Utara, India, dan kawasan khatulistiwa di Amerika Selatan yang akan mengalami suhu harian di atas 45 derajat Celsius pada musim panas. Sebagaimana dilaporkan CNN Indonesia, pada tahun 2015 ini gelombang suhu panas ekstrim telah menerjang India dan menelan korban lebih 2.000 orang meninggal duni akarena kepanasan (Sumber: CNN Indonesia). Saat artikel ini ditulis, kejadian serupa sedang berlangsung di Pakistan. Sebanyak 450 orang meninggal dunia karena suhu tinggi mencapai 45 derajat Celsius di Karachi (Sumber: Riau Pos).

Informasi selengkapnya tentang estimasi suhu global tersebut dapat dilihat pada http://climateinternational.org/#map.

NASA_warmingFoto: http://climateinternational.org/#map

Kawasan dengan suhu rata-rata di atas 40 °C berada di wilayah Timur Tengah dan Afrika. Kuwait dan Ahwaz adalah dua kota di Teluk Persia yang memiliki bulan-bulan dengan suhu rata-rata harian di atas 46 °C. Selama periode 1970-2000 kota Ahwaz mengalami tiga kali suhu 52 °C – 54°C . Di Irak bagian Selatan, suhu mencapai 44,8 °C (Sumber: http://www.currentresults.com/Weather-Extremes/hottest-cities-in-the-world.php).

Pekanbaru, ibukota Provinsi Riau juga mengalami peningkatan suhu. Sebagaimana diberitakan Riau Pos (23/06/2015), berdasarkan data BMKG, awal Ramadhan 2015 disongsong oleh suhu 31,5 sampai 34,5 derajat celcius di Pekanbaru. Dari BPS Riau, suhu rata-rata di Pekanbaru telah naik dari 34,6 °C pada tahun 2208 menjadi 35,1 °C pada tahun 2012.

Prediksi NASA untuk Indonesia di atas menambah literatur bahwa pemanasan global dan perubahan iklim sedang berlangsung. Kelestarian Bumi dan segala penghuninya berada di tengah resiko besar. Langkah-langkah nyata untuk mengurangi pemanasan global tidak bisa ditunda lagi. Caranya adalah dengan mengurangi pembakaran energi fosil yang menghasilkan banyak emisi CO2 dan memelihara hutan.

Bangsa Indonesia perlu beralih ke energi bersih. Alasan bahwa teknologi energi bersih masih mahal dapat dipahami, namun bukan berarti menghentikan langah-langkah untuk mengembangkannya. Banyak negara, terutama negara-negara maju telah berhasil mengembangkan energi terbarukan dan efisiensi energi. Peran utama dari pemerintah kita dibutuhkan untuk mendorong pengembangan energi bersih, membuat harganya lebih murah, dan bersinergi dengan swasta, akademik, dan LSM untuk bergerak bersama.

Beberapa upaya untuk membantu mengurangi pemanasan global melalui peningkatan peran energi bersih telah dimulai di Riau. Sebuah organisasi di tingkat Provinsi Riau yang bernama Riau Renewable Energy Centre (www.rirec.org) telah dibentuk dan mulai bergerak untuk mendorong pengembangan energi bersih. Dalam wilayah praktis, beberapa pusat riset dan konsultansi terkait telah berdiri di Riau, salah satu di antaranya adalah Energy Research Centre (www.enreach.or.id) di UIN Suska Riau.

Nasib Bumi terkait dengan pemanasan global dan perubahan iklim, juga membutuhkan ‘tangan-tangan bersih’ dan terampil dari generasi yang lebih muda. Untuk meyakinkan generasi muda yang peduli energi bersih, di Jurusan Teknik Elektro UIN Suska Riau sejak tahun 2010 telah dibuka Konsentrasi Energi yang fokus pada pendidikan dan riset sistem tenaga listrik, energi terbarukan, efisiensi energi, dan kebijakan energi. Kurikulum konsentrasi Energi di Jurusan Teknik Elektro UIN Suska Riau mendorong suplai energi (listrik, gas, dan bahan bakar cair) yang ramah lingkungan. Kurikulum konsentrasi Energi di Jurusan Teknik Elektro UIN Suska Riau dapat dilihat di http://ee.uin-suska.ac.id/konsentrasi-energi/.

Leave a comment

Create a website or blog at WordPress.com

Up ↑